Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Menunggu Sirene

8 Juli 2021   15:59 Diperbarui: 8 Juli 2021   16:11 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ambulan (sumber gambar: pixabay.com)

Lelaki berusia sembilan puluh tiga tahun itu tersenyum. Mataku kembali melihat kedua tangan kakek yang kembali bergetar hebat. Kali keempat menjelang senja, sebuah mobil ambulan melaju kencang. Sirenenya meraung-raung. Dan, menghilang dari pandangan.

***

"Sirene sialan!"

Lontaran itu sudah menjadi ritual di waktu magrib bulan ramadan. Kakek akan menggerutu sambil meraih menu berbuka yang tersedia di atas meja. Berusaha keras menata tangannya yang bergetar hebat, agar makanan bisa dimasukkan ke mulut. Dan, mata ibu pasti menatapku meminta untuk diam.

 

Aku pernah menebak-nebak dalam hati, manakah yang lebih dulu dilakukan kakek. Membaca doa berbuka puasa atau memaki  bunyi sirene?

 "Apakah semua kulit sapi habis dikonsumsi, sehingga tak lagi ada beduk di masjid?"

"Beduk dianggap kuno, Kek!"

"Kenapa harus diganti sirene? Kan, bisa juga membaca doa berbuka puasa, jika niatnya..."

Jika kakek sudah melontarkan pertanyaan seperti itu, aku dan ibu akan memilih membisu. Membiarkan suasana berbuka diwarnai kisah-kisah masa lalu.

Kakek pernah membandingkan kehebatan bunyi kentongan yang terbuat dari bambu tua, dengan jenis bunyi pukulan yang berbeda-beda. Setiap rumah akan punya, sebagai cara mengabarkan bahaya atau tanda berduka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun