Aku akan menakar kata apa yang harus kutata. Agar ide di kepala, seiring dengan pikiran, dan itu bisa aku pertanggungjawabkan.
Kemudian berhitung, apatah yang aku tulis dapat menghadirkan "sesuatu" dalam makna positif? Semisal memacu dan memicu pembaca untuk mengulang dan mengenang momentum yang sama.
Jika menurutku, cenderung bermuatan negatif, sehingga melahirkan konflik atau kontroversi, aku memilih untuk tidak menuliskan apa yang kualami dan kurasakan.
Aku tak ingin, tulisanku lepas bak anak panah ke ranah tak bertuan! Sebab, akan menciderai tujuan awalku saat memutuskan belajar menulis. Berbagi kebaikan melalui tulisan.
Terakhir....
Dalam narasi pengantar topik pilihan "Dari Rasa, Jadi Karya" memuat salah satu pertanyaan. Adakah trik atau ritual khusus mengelola rasa menjadi karya? Sejauh ini, dalam hal menulis, selain ketiga hal di atas, aku akan menjawab tidak.
Yang sering kualami? Aku keteteran mengatur alokasi waktu! Antara menjalani tugas keseharian, sekaligus melahirkan tulisan.
Selain itu, juga pertarungan dengan sinyal, yang nyaris berubah wujud menjadi kisah "pertempuran legenda" keberadaanku di Kompasiana.
Terkadang, berjibaku dalam tunggu, hanya untuk menayangkan satu tulisan. Makanya, waktu tayang artikelku tak beraturan. Hiks...
Eh, malah curhat! Pokoke, memasuki tahun ketiga ini, aku akan berusaha, setidaknya menayangkan satu hari satu tulisan. Sebagai hasil olah rasa yang berwujud karya.