[Sejak tadi, gema takbir terhenti.]
Tali-temali pun bersaksi.
Dini hari, tak hanya menawarkan beragam mimpi. Juga sepi. Tentang perjuangan hati meretas janji. Kembali fitri.
Namun, tawaran mimpi tak berlaku pada langkah-langkah sunyi. Terlatih mengeja waktu. Tertatih menunda bisu. Esok pagi menanti. Idul fitri.
![Persiapan Pemasangan Batasa Saf sesuai Prokes di Lapangan Setia Negara Curup (Foto: Dokumentasi Pribadi Zaldy Chan)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/13/img-20210513-025201-609c43d6d541df0bb23acf23.jpg?t=o&v=770)
Tali-temali ingin bersaksi.
Terbentang di lapangan. Berbaris rapi membentengi angan. Dari orang-orang yang tak lelah menata impian.
Saat orang-orang terbangun. Pagi telah memetik bulir-bulir embun. Melebur kerisauan dengan senyuman. Indahnya kebersamaan.
![Pemasangan Tali-temali pembatas Saf salat Ied di Lapangan Setia Negara Curup (Foto: Dokumentasi Pribadi Zaldy Chan)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/13/img-20210513-025952-609c44658ede4803d32a20a5.jpg?t=o&v=770)
Dini hari nyaris berlalu pergi. Bersama langkah-langkah sunyi yang menepi. Menatap langit, berharap tak lagi ada rasa sakit.
Dalam diam sanubari. Kecemasan demi kecemasan sentiasa menghampiri. Akankah seteguh janji matahari? Atau singgah dan berpisah.
![Gulungan Tali menjadi saksi Idul fitri di Lapangan Setia Negara Curup (Foto: Dokumentasi Pribadi Zaldy Chan)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/13/img-20210513-025023-609c4428d541df066e231472.jpg?t=o&v=770)
Tali-temali membisu.
Di antara pijar lampu-lampu yang terpaku. Sepi memangku gelap. Membiarkan aroma kabut malam merenangi senyap.