Senja baru saja bertamu.
Entah apa yang harus kuujarkan padamu. Usai salam di sujud terakhirku. Bening itu, menetes begitu saja. Tanpa berita. Tanpa aba-aba.
Kau pasti tak akan lupa. Ini bukan kali pertama. Air mata.
Ia merenangi sudut-sudut hati yang memapah rindu. Pada orang-orang yang merajah kehilangan dari satu-persatu kepergian.
Kaupun tak akan lupa. Sebab, ini bukan yang pertama. Air mata.
Ia menyelami sudut-sudut rasa yang menguji duka. Dari orang-orang yang mengeja peluang dari satu-satunya kesempatan.
Ingatan yang tak mungkin terlupa. Dan, air mata.
Ia menemani sudut-sudut asa yang memangku doa. Bagi orang-orang yang berjuang merajut segaris senyuman.
Di penghujung ramadan.
**
Senja belum berlalu.
Gema takbir merambat pelan memenuhi dimensi ruang dan waktu. Dan, di atas sajadah, aku memungut resah.
Bukan tentang perpisahan. Karena ramadan seharusnya datang tanpa sebuah penantian.