Suaramu tertuju ke arah pintu. Wajah lelaki bertubuh sedikit gemuk, yang selalu memakai celana sebatas lutut, hadir di balik pintu. Berjalan cepat melintasi ruang bisu, dan tergesa duduk di hadapmu.
"Aman, kan?"
Lelaki itu membisu. Tangannya mengajukan ponsel serta sebuah gantungan kunci. Kulihat kau anggukkan kepala. Tersenyum puas.
"Semua sudah di mobil?"
"Sudah, Pak!"
"Bagus! Tak ada yang tahu, kan?"
BRAAAAK!
Kulihat beberapa bayangan hitam bergerak cepat dari arah pintu. Langkah-langkah terlatih berjalan menuju ke arahmu. Lelaki bertubuh gemuk itu duduk membeku. Kepalanya tertunduk kaku.
"Kalian memang benar-benar bodoh!"
PRANG!
Aku terkejut. Bukan oleh umpatan dan nada amarah yang terlontar dari mulutmu. Tapi, gantungan kunci itu, mendarat telak ke wajahku.