Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Bukber Virtual, Adaptasi Tradisi di Masa Pandemi

25 April 2021   21:28 Diperbarui: 25 April 2021   21:35 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayah belum nulis? Hari ini, temanya apa?"

"Bukber virtual, Nakdis! Bingung, tah?"

"Gak, lah! Buka bersama tak harus makan bersama, kan?"

Semua anakku tahu, sejak Ramadan, usai magrib sudah menjadi kebiasaanku untuk menulis. Nah, gegara belum melihat tanda-tanda untuk mulai menulis, Anak gadisku ajukan pertanyaan seperti percakapan di atas.

Tuing! Setelah mendengar celetukan anak gadisku, di akhir percakapan itu. Aku jadi punya bahan untuk menulis sesuai tema hari ini. Eureka!

Aku tulis, ya?

Ilustrasi Tradisi Makan dan Minum Bersama (sumber gambar: pixabay.com)
Ilustrasi Tradisi Makan dan Minum Bersama (sumber gambar: pixabay.com)
Sejak Korona, Tradisi Bukber Tak Lagi Sama

Ramadan tak hanya bulan penuh berkah yang menjadi ajang perlombaan menimba kebaikan. Namun, momentum Ramadan juga akrab dengan beragam tradisi yang unik bahkan istimewa.

Sebelum Ramadan, di kampungku ada tradisi ziarah ke kuburan sanak keluarga terdekat, Manjalang atau berkunjung ke rumah para tetua untuk meminta maaf, hingga Mandi Basamo sebagai simbol mensucikan diri untuk menyambut Bulan nan suci.

Pada saat Ramadan, lebih banyak lagi tradisi yang bisa ditemukan. Patrol Keliling kampong untuk membangunkan orang sahur, Ngabuburit yang dianggap cara santuy menunggu waktu berbuka. Hingga tradisi Buka Bersama yang biasa disingkat Bukber.

Jika ngabuburit lebih dianggap sebagai tradisi generasi milenial. Maka, kegiatan Bukber tak pandang usia! Siapapun bisa ikut terlibat. Bahkan yang tidak berpuasa. Sing penting ngumpul! Iya, kan?

Beragam ajang Bukber ditawarkan. Bisai diinisiasi karena jejaring pertemanan, berdasarkan afiliasi organisasi yang diikuti, Bukber Komunitas atau Bukber teman satu tempat kerja. Bagi atasan, sebagai seremonial, bagi bawahan sebagai kewajiban setor wajah.

Anakku yang duduk di SD dan SMP, setidaknya setiap tahun melakukan dua kali Bukber. Yaitu Bukber khusus satu kelas dan Bukber satu sekolah! Belum lagi, di keluargaku, ada tradisi Bukber keluarga, yang dihadiri besar. Momen berkumpul anak-menantu hingga cucu.

Tapi, ini tradisi indah dua tahun lalu. Ketika korona belum datang bertamu!

Situasi terkini Pandemi di daerahku, tak lagi dimengerti. Masuk zona hijau, merah atau abu-abu. Pokoke semua mengerti ancaman covid masih terlalu dekat. Hingga kegiatan Bukber jadi berkurang drastis.

Kondisi ini dilematis bagi kegiatan Bukber, kan? Di satu sisi demi menjaga kesehatan dan keselamatan bersama. di sisi lain, bagaimana warna-warni Ramadan, tanpa bukber?

Ilustrasi Zoom Meeting salah satu aplikasi untuk Bukber Virtual (sumber gambar: pixabay.com)
Ilustrasi Zoom Meeting salah satu aplikasi untuk Bukber Virtual (sumber gambar: pixabay.com)
Bukber Virtual, Bentuk Adaptasi Tradisi di Masa Pandemi

Untungnya, Orang Indonesia cepat beradaptasi dan mencari alternatif pengganti. Jika di bidang pendidikan ada belajar virtual, maka kegiatan bukber pun pasti bisa virtual. Lah, wong pacar virtual aja, bisa? Eh, yang terakhir ini, hanya agenda tersembunyi para jomlo.

Balik lagi ke urusan Bukber Virtual, ya? Pertanyaan mendasarnya, apa bisa? Bukannya aneh? Makan-makan, kok virtual?

Jika menggunakan analogi anak gadisku pada percakapan di atas. ada pemisahan tempat dan waktu. Jadi, bisa dimaknai jika bukber virtual itu, waktu berbukanya yang sama. Namun, tak harus makan secara bersama-sama di dalam satu tempat yang sama, kan?

Jika berpijak pada arguentasi itu. Maka bukber virtual bisa dilaksanakan. Malah bisa pakai bingits. Namun, gegara istilah Bukber Virtual belum biasa digunakan. Maka terasa janggal!

Aku coba ajukan rujukan secara bahasa, arti kata virtual yang terdapat pada KBBI V. Ada tiga makna virtual yang disebutkan:

Pertama: (Secara) Nyata.

Karena tak diiringi contoh. Secara kelirumologi, kumakna virtual diartikan (secara) nyata itu, seperti Presentasi dengan gambar 3 dimensi seorang pengembang perumahan kepada calon investor.  Sehingga disain kawasan perumahan yang akan dibangun terlihat nyata.

Kedua. Mirip atau Sangat Mirip dengan Sesuatu yang Dijelaskan.

Makna virtual dalam arti kedua ini. anggap saja seperti figur binatang purba semisal Dinosaurus atau Brontosaurus. Bagi penyuka game bola, profil pemain yang ada pada aplikasi Winning Eleven, PES atau Footbal Manajer.

Ketiga. Tampil atau Hadir dengan Menggunakan Perangkat Lunak Komputer.

Nah, agaknya makna ketiga ini yang dipakai oleh pengguna istilah Bukber Virtual. Tidak menitik beratkan pada kesamaan tempat. Tapi pada waktu yang sama, melakukan kegiatan serupa.  Misalnya menggunakan aplikasi Zoom Meeting yang jamak dilakukan.

Jadi, jika balik lagi pada tema hari ini: "Bukber Virtual, Memang Bisa?" Sekali lagi, jawabannya bisa! Pijakannya? Merujuk pada makna virtual ketiga yang terdapat dalam kbbi V. Ahaaay...

Terus?

Kukira tak adil juga, jika dibandingkan antara Bukber konvensional atau tradisional dengan Bukber virtual, kan? Karena berbeda cara, pasti akan berbeda pula kesan serta kenangan yang didapatkan.

Balik lagi pada tujuan awal dilakukannya Bukber itu. Apatah lebih mengutamakan kebersamaan, saling bertukar sapa, tawa dan canda. Atau bertujuan untuk makan bersama di waktu dan tempat yang sama.

Bagiku pribadi. Tak masalah bukber dalam bentuk apapun. Sing penting bisa berbuka di waktu berbuka!

Bagaimana? Kalu sepakat, hayuk salaman!

Curup, 25.04.2021

Zaldy chan

[Ditulis untuk Kompasiana]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun