Tak ada bantahan, dan tak ada yang berani melawan. Jika mendengar kalimat sakti Amak. Bagi Amak, kotak coklat di sudut ruangan itu adalah sejarah. Untuk diingat, tapi tidak untuk dilupakan.
Untuk urusan mengingat dan melupakan. Menurutku, manusia itu bisa dikelompokkan menjadi 4 varian.
1. Gampang mengingat. Tapi sukar melupakan.
2. Gampang mengingat dan gampang melupakan.
3. Sukar mengingat. Namun gampang melupakan.
4. Sukar mengingat dan sukar melupakan.
Aku mengaku masuk varian kelima. Gak mau mengingat, biar tak repot melupakan. Apalagi jika mengingat kisah pilu. Hiks…
Dulu, aku pernah bersekolah pakai celana yang bolong bagian belakangnya. Atau kaos kaki bolong yang musti dibungkus kantong kresek, biar kelihatan utuh dari atas sepatu. Itu sejarahku! Saat sekolah dulu, akrab berurusan dengan kata bolong.
Jika berbincang sejarah dan hal-hal bolong. Terkadang, ada kebolongan-kebolongan dalam sejarah seseorang bahkan juga terjadi pada sejarah bangsa, kan? Bisa dengan berbagai alasan!
Sebab "bolong" itu, bisa jadi malu karena itu aib, karena kasihan ternyata sejarah itu keliru, karena menyakiti orang banyak. Atau, memang tak pernah ada sejarah, namun direkayasa sesuai reka asa penguasa?