Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pernikahan adalah "Ruang Belajar" Seumur Hidup, Bukan Sekali Seumur Hidup

8 Februari 2021   14:04 Diperbarui: 9 Februari 2021   15:55 3498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Acapkali pengambilan keputusan itu, melewati jembatan timbangan yang rumit dan sulit. Dengan alasan hajat kehidupan di masa depan, maka pertimbangan pun melalui rute objektif dan subjektif nan panjang. Aih, malah mirip-mirip lagak pejabat atau anggota dewan!

Ada yang melakukan persiapan menikah dengan "mengidentifkasi masalah" yang mungkin akan terjadi saat atau sesudah menikah, ada juga yang melalui percakapan dan perdebatan panjang, rumit dan sengit untuk "menentukan arah dan tujuan" serta kriteria pernikahan ideal.

Kemudian mencari dan "menyigi role model" sebuah pernikahan. Apatah pernikahan orang tua, saudara, teman, tokoh publik atau selebriti. Semua di analisis! Hingga kemudian menetapkan titik temu "pilihan model" pernikahan terbaik.

Jika meminjam konsep manajemen kepemimpinan. Secara ringkas, ada 2 teori keputusan yang acapkali digunakan. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Pertama. Keputusan Normatif.

Dalam bahasa sederhana, keputusan ini lahir berdasarkan alasan-alasan yang rasional dan masuk akal. Misal saling mencintai dan memiliki, serta bersedia untuk "take and give" dan saling melengkapi. Selain pertimbangan usia biologis dan psikis.

Kedua. Keputusan Deskriptif.

Keputusan ini dilatari bukti empirik, atau hasil pengamatan, percobaan bahkan ditunjang dengan ukuran angka statistik. Tak jarang, menikah pun ada yang melalui rute ini, bahkan sampai kepada untung rugi! Semua diamati secara terukur dan presisi.

Namun, dua teori keputusan itu, juga berujung pada dua kemungkinan dalam sebuah pernikahan. Keberhasilan atau kegagalan.

ilustrasi pasangan berusia tua (sumber gambar: pixabay.com)
ilustrasi pasangan berusia tua (sumber gambar: pixabay.com)
Menikah Itu "Ruang Belajar" Seumur Hidup, Bukan Sekali Seumur Hidup

Hematku. Jika ingin menikah. Lakukanlah! Kemudian, jalani dan nikmati setiap proses yang terjadi. Sebab, menikah bukan layaknya rumus matematika yang berujung hasil pasti. Pun, tak perlu berpanjang-panjang melakukan analisis dan kajian risiko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun