Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tuhan, Aku Ingin Bercerita

29 Januari 2021   19:30 Diperbarui: 29 Januari 2021   19:39 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi senja (sumber gambar: pixabay.com)

Sepasang mata terpejam. Tertatih membujuk diam.

Langit berlalu mengajak awan. Mendung tersedu mengejar angin. Matahari diam tak peduli. Membiarkan senja meracik sepi. Di sudut ruang tamu, sepasang mata memungut bisu.

Tuhan. Aku ingin bercerita!

Tak ada suara. Tak ada kata-kata. Senja terbiar tenggelam, digantikan kelam malam. Di antara tirai jendela berdebu, sepasang mata membendung pilu.

Tuhan. Aku ingin bercerita!

Tetesan air mata berjatuhan di atas meja kayu. Membasahi lembar-lembar kenangan dulu. Wajah-wajah silam tenang bersembunyi di tumpukan batu. Namun, tak henti menyemai benih-benih tunggu. Rindu.

Tuhan. Aku ingin...

Riak ombak mengayun murung. Mengayuh sunyi sebagai pelampung. Seperti senja. Waktu pun tak mampu membunuh kata-kata.

Curup, 29.01.2021
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun