Uh! Panas sekali.
Azki mengayuh sepedanya lebih cepat. sekilas melirik jam. Setengah dua!
Azki menambah kecepatan. Ransel hitam di pundaknya mengikuti irama kayuhan kakinya. Memasuki pasar, Azki berbelok ke kiri. Mengerem, meloncat turun, dan segera berlari sambil menuntun sepedanya menuju kios.
Kios dipenuhi orang yang ingin membeli koran, majalah, dan buku cerita anak. Azki menyeruak masuk. Dedi sibuk melayani pembeli. Azki membuka ransel dan mengambil kantong plastik hitam. Segera menyelinap keluar.
 "Hei! Ke mana?"
Dedi sekilas melihat bayangan Azki. Teriakan Dedi menarik perhatian orang-orang di sekitar kios. Azki tak menjawab. Tangan kanannya terangkat dengan jari telunjuk mengarah ke seberang jalan. Dedi tersenyum. Mengerti.
Azki menyeberangi jalan. Berlari ke masjid. Membuka sepatu. Mengeluarkan kain sarung, baju kaos, celana pendek selutut, dan handuk kecil. Segera lenyap ke tempat wudhu.Â
Segar!Â
Azki bersyukur dalam hati. Sudah berganti pakaian dan mengenakan kain sarung. Kemudian masuk ke dalam masjid. Menuju tempat yang disukainya. Persis di depan mihrab.
Taklama kemudian Azki hanyut dalam sujud pada Penguasa siang dan malam.