Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Di Antara Titik-titik

27 Desember 2020   16:00 Diperbarui: 27 Desember 2020   16:28 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi titik-titik (sumber gambar : pixabay.com)

Pada akhirnya.
Kita kembali mengarsir garis kehidupan. Garis yang berupa rangkaian dari satu titik berpindah ke lain titik. Berurutan atau  tak saling bertautan.

Titik awal adalah langkah pertama. Terus berpacu atau tertinggal bersama masa lalu adalah pilihan. Namun, tak semua mengetahui titik awal permulaan.

Titik singgah adalah masa jeda. Menyigi ulang langkah pertama, dan menyusun setapak jejak berikutnya. Terkadang, sekadar titik persinggahan tanpa kesan mendalam. Atau terpaku, dan terdiam.

Titik tunggu menjadi pemangku waktu. Mereguk berjilid-jilid ingatan. Membingkai genangan kenangan dalam album kebahagian, atau kamus penyesalan. Tanpa tahu, waktu terus saja melaju dan menipu.

Titik akhir adalah ujung harapan. Tentang hal-hal yang ingin didapatkan dan dirasakan dalam kehidupan. Namun, tak siapapun akan menyadari. Ketika jejak langkah mesti terhenti.

Sebab, kematian tak pernah memperkenalkan diri.

Curup, 27 12. 2020
Zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun