Sekejap. Sebelum kau pergi, pandanganmu menghujam tepat ke ulu hatiku. Lalu tanpa suara kau berjalan meninggalkan aku.
"Aku baru saja kehilangan." Bisikku mengiringi tatapan gadis kecilmu yang memaku kakiku agar tak perlu lagi mengejarmu.
"Kehilangan apa?" Tanya senja.
"Cinta."
Tanganku gemetar meraih tisu yang tertinggal di atas meja. Kugenggam sisa air mata itu erat-erat. Sangat erat.
Aku tahu Ris. Meski berat. Genggaman ini tak lagi bermakna isyarat. Untuk sebuah kata; maaf.
***
Penulis :Zaldy Chan dan Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H