"Bakal sama dengan di sini, kan?"
Esok, bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional. Akan dilakukan Aksi Nasional dan Doa Bersama. Termasuk di Kota Padang. Kulihat jam yang tergantung di dinding. Nyaris pukul dua dini hari.
"Kumpulkan semua korlap! Di tempat biasa!"
"Kenapa tidak di sini?"
"Jangan! Gampang diciduk! Tiga puluh menit, bisa?"
Agil segera pergi sambil mengajak beberapa orang. Tempat biasa itu, adalah tepi pantai Padang. Persis di belakang kampus Universitas Bung Hatta Padang. Lokasi yang memanjang mengikuti garis pantai serta banyak jalur tikus, pilihan paling logis dan strategis menghindari pantauan aparat.
Â
***
Tujuh pasang mata menatapku. Wajah-wajah lelah. Nyaris satu minggu hidup berpindah-pindah. Sekadar untuk tidur, menyusun rencana aksi serta berdiskusi dan bernegosiasi dengan banyak pihak.
"Info terakhir. Rombongan Solok, Bukittinggi dan Batusangkar usai subuh berangkat!"
Agil mereguk kopi dari bungkusan plastik di tangannya. Tak lagi ada suara dari yang lain. Semua menunggu.