Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aku Kehilangan Nama

21 Agustus 2020   16:35 Diperbarui: 21 Agustus 2020   22:46 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Kesaksian I.
Di layar hitam putih televisi. Pernah ada pertandingan dan perlombaan olahraga, melibatkan putra-putri terbaik pelosok negeri. Bertaruh kehormatan dan identitas asal diri.

Ada perkelahian? Gambar berpindah momen pengalungan medali.
Ada cacian dan makian? Terdengar instrumen lagu "Padamu Negeri".
Ada tangisan? Layar bergerak pelan, sajikan fragmen dramatis saling berpelukan.

Aku? Memegang buku tulis. Mencatat juara umum dan mengingat jumlah rekor yang pecah. Dua hari setelah upacara penutupan, dikumpulkan sebagai tugas sekolah.

Kesaksian II.
Di layar warna warni televisi. Pernah ada aksi demontrasi. Diusung muda-mudi penjuru negeri. Bertaruh atas nama demokrasi. Reformasi harga mati.

Ada perkelahian? Layar dipenuhi warna merah dan lebam biru hasil terjangan dan pukulan.
Ada cacian dan makian? Suara-suara teriakan ditingkahi bunyi ledakan.
Ada tangisan? Layar bergerak cepat, sajikan orang-orang berlari dari kepulan asap dan kepungan aparat.

Aku? Terlupa mereguk rasa pahit secangkir kopi. Tak sempat mencubit pipi berharap hanya mimpi. Tak tentu arah, tertatih menyelesaikan mata kuliah.

Pengakuan.
Di layar ponsel dengan sinyal putus-putus. Tersaji permainan terbaru dari sebuah sirkus. Bertaruh dengan api, tentang keluguan Kita dan kelucuan Kami.

Ada perkelahian? Tak perlu!
Ada cacian dan makian? Tak usah!
Ada tangisan? Untuk apa?

Mungkin Dia dan Mereka? Atau itu hanya cara dan acara agar tampak merdeka?

Entahlah!

Aku mencari di dalam cermin sambil tertawa. Ternyata, Aku kehilangan nama.

Curup, 21.08.2020
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun