Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama FEATURED

Gempa di Bengkulu dan 3 Hal Sederhana yang Bisa Dilakukan Setiap Keluarga

19 Agustus 2020   18:59 Diperbarui: 16 Januari 2022   06:41 1905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dampak gempa (sumber gambar : MAST IRHAM/EPA via regional.kompas.com)

Jepang memiliki satu hari khusus untuk simulasi nasional bencana setiap tahun. Semua orang terlibat dan melibatkan diri untuk keselamatan bersama. Indonesia? Dulu pernah ada. Bersifat lokal dan seremonial. Hiks..

simulasi gempa di sekolah (sumber gambar : sultra.antaranews.com)
simulasi gempa di sekolah (sumber gambar : sultra.antaranews.com)
Ketiga. Bersikap Tenang.

Ini jamak terjadi. Banyak orang yang karena panik, akhirnya teriak-teriak bahkan berlarian tak tentu arah. Dampaknya? Malah mengajak orang lain menjadi panik berjamaah.

Bersikap tenang, memang tidak bisa otomatis, kan? Namun jika setiap orang tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi gempa. Maka ketenangan akan menular pada orang sekitar.

Contoh paling gampang? Coba masukkan tali ke lubang jarum karung sambil teriak. Ingat jarum karung itu besarkan? Namun jika sambil teriak, hal itu menjadi tak mudah. Sebaliknya, jika tenang, benang jahit yang halus bisa dengan sangat mudah dimasukkan ke lobang jarum yang kecil. Iya, tah?

Lah, kalau tenang semua pasti bisa, Bro! Itu betul! Karena kita semua tahu, saat memasukkan benang itu harus tenang. Bukan teriak-teriak! Iya, kan?

ilustrasi ayah dan anak (sumber gambar : pixabay.com)
ilustrasi ayah dan anak (sumber gambar : pixabay.com)
Akhirnya...

Karena gempa adalah fenomena alam. Yang hanya bisa dipelajari dari gejala. Kapan dan di mana posisinya, masih menjadi rahasia. Kukira, tiga hal sederhana yang bisa dilakukan oleh setiap keluarga itu, menjadi salah satu usaha untuk mengurangi dampak bencana.

Jika sudah melakukan itu, sisanya baru berserah pada Tuhan. Setuju, kan?

Jadi? Boleh santai, asal tak abai!


Curup, 19.08.2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun