Serbuan berbagai bentuk media sosial, seiring perkembangan teknologi digital, semakin "menyudutkan" makna berita yang sesungguhnya. Apapun dan siapapun bisa saja dengan bebas menelurkan sesuatu yang dikategorikan berita.
Secara pribadi, karena pernah berkiprah di radio. Aku jadi mengingat beberapa syarat agar suatu peristiwa layak dianggap berita. Terkadang, sesuatu yang diyakini sebagai berita, memenuhi kebenaran secara fakta dan data, tapi tak jadi ditayangkan, karena melanggar etika. Hiks...
Saat ikut pelatihan jurnalistik dulu, acapkali peserta diingatkan. Sajian berita, tentu saja tak lepas dari kepentingan dan tujuan dari pemilik dan penulis berita. Namun juga menyigi etika, estetika dan apakah hal itu bermanfaat bagi orang banyak atau malah sebaliknya?
Seingatku, ada beberapa batasan suatu peristiwa atau fenomena itu, untuk dipertimbangkan dan layak dianggap berita. Karena udah panjang, mungkin lain kali aku tuliskan, ya? Hihi...
Demikianlah, kilas balikku tentang kenangan acara Dunia dalam Berita serta fenomen sajian berita terkini yang hadir setiap hari. Selalu sehat, salam!
Curup, 09.06.2020
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H