Bagaimana jika "anak bukan buku gambar, dan orangtua tak boleh mewarnai sesuka hatinya"Â ini yang terjadi? dan ditarik pada pola asuh serta hubungan antara orangtua dan anak. Apa atau siapa yang menjadi buku gambar?
Setidaknya, ada tiga telaah yang kudapatkan secara kiramologi. Jika kalimat itu dikawinkan dengan pemberdayaan untuk peningkatan kapasitas diri, meminjam teori Ilmuwan Jepang Yoko Fujikake, Yoko dalam buku  Qualitative Evaluation: Evaluating People's Empowerent (2008).
Pertama. Micro Parent.
Orang tua dan anak-anak sama-sama memiliki pensil warna. Namun tidak saling mewarnai. Keduanya memiliki kesempatan untuk memilih dan menentukan warna menurut keinginan masing-masing.
Maka kecenderungan yang terjadi, anak dan orangtua akan sibuk mencari "lahan" sendiri-sendiri untuk diwarnai. Ikatan hubungan antara anak dan orang tua, besar kemungkinan menjadi sedikit atau renggang. Sebagai akibat, karena keduanya berhak mencari apa atau siapa yang menjadi buku gambar.
Kedua. Meso Parent.
Orangtua hanya memiliki pensil warna, tapi anak-anak memiliki buku gambar dan pensil warna. Jika menggunakan pengertian ini, anak akan mewarnai buku gambar yang dimiliki.
Orangtua berfungsi sebagai "Pelengkap". Yang dibutuhkan anak, ketika tak mendapatkan kepuasan melihat hasil mewarnai yang dilakukan. Atau orangtua menjadi "tempat penitipan" pensil warna. Dan menjadi "cadangan" jika pensil warna milik sang anak habis.
Ketiga. Macro Parent.
Orangtua dan anak, sama-sama memiliki buku gambar dan pensil warna. Keduanya memiliki kesempatan untuk saling mewarnai.
Karena sama-sama memiliki sarana mewarnai. Interaksi antara anak dan orangtua akan saling mempengaruhi dan melengkapi. Apakah kemudian posisinya sama? Ukuran makro parent-nya adalah kemampuan orangtua untuk "mengarahkan". Ketika saling mewarnai.
Pada momentum ulangtahunnya, anakku malah menjadi "pembawa pesan" kepadaku sebagai orang tua untuk masa kini.
Akhirnya aku jadi menyisir ulang posisiku sebagai orangtua. Tanpa disadari, aku keliru mengukur kapasitas pribadi setiap anakku. Padahal selama ini, aku merasa hubungan antara aku, sebagai orangtua dengan anak-anakku baik-baik saja.
Padahal, anak adalah pesan yang kita kirimkan ke masa yang tak akan kita temui. Jika menilik pesan mendiang Presiden Amerika di bawah ini. Hiks...
"Children are the living messages we send to a time we will not see." -- John F. Kennedy