Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Pesan Ayahmu

7 Juni 2020   20:18 Diperbarui: 8 Juni 2020   01:36 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibumu sering hadir ke rumah. Terkadang menginap, walau hanya satu malam. Tapi acapkali hanya singgah sebentar. Tak perlu kutanyakan sebab kedatangan. Karena ibumu juga mendengarkan ucapan bidan, jika dirimu dua minggu lagi akan melahirkan.

"Langsung pulang?"
"Iya. Bilangnya, minggu depan aja nginap!"
"Oh!"
"Tapi ada yang aneh tadi! Ibu heran, kenapa kita gak..."
"Datang ke rumah ibu? Kan sering?"
"Bukan itu. Kenapa kita gak pernah bertengkar? Sebab..."

Kalimatmu terhenti saat menatapku. Kau mengerti, aku tak pernah izinkan dirimu berbicara tentang masalah rumahtangga. Apalagi urusan rumahtangga orang lain. Dan kau sepakati itu.

"Lah? Memang begitu, kan?"
"Iya. Tapi..."
"Nanti kalau ditanya lagi, bilang aja, karena pakai ilmu cacing!"
"Hah?"

***
Aku pernah menjelaskan padamu tentang ilmu cacing, sebagaimana pesan ayahmu dulu. Dari cacing, aku belajar menahan diri dari bermacam keinginan. Dari cacing aku mengerti, untuk hidup tak perlu melukai. Pun dari cacing aku memahami, agar bermanfaat bagi orang lain.

Tapi aku tak pernah menjelaskan, jika cacing itu lebih suka menyendiri. Bahkan mau mengorbankan diri. Sepertimu. Untuk anakmu.

Kau tahu? Malam ini aku mengingatmu. Akupun ingin sepertimu. Untuk anakmu.


Curup. 07.06. 2020
Zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun