Grup ini, sama seperti grup Rekan sekerja. Memudahkan komunikasi, koordinasi dan delegasi untuk kelancaran kegiatan organisasi. Bisa saja organisasi politik, sosial kemasyarakatan, organisasi profesi dan sebagainya.
Aktivitas grup ini, tergantung seberapa padatnya kegiatan yang dilakukan. Jamaknya, jika tak ada kegiatan, jarang ada komunikasi antar anggota. Jika pun ada, sifatnya lebih ke arah informasi.
Karena bernuansa organisasi, maka dinamiika grup umumnya berdasarkan hirarkis struktur organisasi. Agar tak dianggap "keluar jalur". Unsur senioritas juga berperan penting. Dan, arus keluar-masuk anggota juga berdinamika.
Kelima. WA Grup Berdasarkan Hobi.
Karena berbasis kegemaran dan kesukaan. Maka dinamika grup ini yang "paling lentur".yang suka bertanam sayur mungkin tergabung dalam grup hidroponik atau aquaponik, atau grup pecinta bunga, grup memancing atau grup menulis.
Aku contohkan, WA grup Kompasianer yang aku ikuti. Latar belakang pendidikan, status sosial, strata ekonomi, minat menulis atau urusan perbedaan suku, agama, asal daerah atau jenis kelamin, jarang sekali menjadi masalah. Benang merah yang mengikat anggota adalah hobi yang sama. Menulis.
Pembicaraan di grup, tak melulu tentang menulis. Perbedaan latar belakang anggota, menjadikan dinamika grup berwarna-warni bak pelangi. Terkadang, jika lagi aktif semua, lalu lintas grup tak terkendali. Ragam bahasa dan alur percakapan begitu saja tersaji.
Apalagi, jika ada dua atau tiga orang anggota yang berbakat menjadi "biang rusuh" yang membuat grup jadi heboh. Yang terjadi, pembicaraan grup adalah urusan bercanda dan menjadi resep gratis mengusir jenuh.Â
Terkadang, aktivitas grup bisa saja aktif selama 24 jam. Disesuaikan dengan waktu luang dari masing-masing anggota, kan?
Kukira, tergabung dalam WA grup, tak hanya semata urusan persamaan kepentingan. Namun juga menjalin kebersamaan. Apatah lagi, jika seandainya grup tersebut bahkan memberikan nilai manfaat bagi anggotanya.