"Anakku sudah kelas 3 SD, Belum lancar membaca, Bang!"
 "Anakku udah lancar membaca, Tapi belum mengerti yang dibaca!"
"Practice make Perfect". Praktek menjadikan sempurna. Kalimat Ini menjadi kredo umum,pada beragam aspek aktivitas. Begitu juga dalam literasi yang lebih erat pada kegiatan "Membaca dan Menulis". Kali ini, aku mau menulis tentang membaca aja, ya?
Membaca di sini, Â makna harfiah dari kata itu, yaitu membaca yang tertulis. Tak berkaitan dengan "membaca" tanda-tanda akhir zaman, atau membaca rezeki, jodoh serta maut atau membaca hati seseorang.
Terlepas dari hubungan mesra saling untung (simbiosis mutualisme) antara membaca dan menulis, beberapa kali, aku mendapatkan ungkapan (cenderung keluhan) yang berkaitan dengan "permasalahan" membaca.
Kalimat-kalimat di atas tadi, kutemukan dalam diskusi di grup parenting. Beberapa intisari diskusinya, aku tulis saja di sini, ya?
Ada yang bilang, membaca itu jendela dunia. Dan sila berselancar dan cari dengan kata kunci "manfaat membaca". Akan ada ribuan artikel tentang itu, plus trik cara efektif membaca.
Balik pada keluhan, kenapa anak-anak saat di sekolah dasar, sukar membaca?
Asumsiku, bisa jadi, saat duduk di kelas 1 SD, guru terlupa menceritakan "manfaat" jika bisa membaca. Atau, orangtua di rumah juga, juga lupa membekali pemahaman itu.