Kemasan diksi yang halus dipilih untuk menyampaikan pesan dan gagasan yang terkadang tajam. Sehingga "pukulan-pukulan" yang disajikan, jauh dari kata menyakikan. Â
Samo gadang bao bakawanÂ
Nan ketek disayangiÂ
Induak jo ayah diutamokan
Orang yang lebih tua dihormati, seumuran diajak berteman, yang kecil disayangi, dan orangtua tetap yang utama. 4 hal ini, menjadi panduan kunci sebagai garis dasar adab dalam budaya Minang.
Akan berbeda cara menulis dan pilihan kata, semisal kita mengirim surat atau pesan pada orangtua, teman sebaya atau yang lebih muda, kan?
Terkadang, tua, sebaya atau lebih muda, tak hanya tentang usia. Bisa saja karena alasan pengalaman yang dimiliki, keilmuan yang dalam, atau pangkat dan jabatan termasuk status sosial seseorang, juga menjadi ukuran, tah?
Anggapanku, tak hanya berlaku saat berhadapan langsung saat berbincang, bersikap atau berprilaku. Namun juga akan berpengaruh dalam tulisan.
Pertama. Sesuai Alur.
Makna alur di sini bukan berarti plot atau jalan cerita. Tapi, ukuran benar atau tidak yang kita tulis? Selayaknya pesawat itu di udara, kapal di laut atau kereta api mesti bergerak di dalam rel.
Kedua. Sesuai Patut.
Apatah konten yang ditulis itu pantas atau tidak? Sesuai dengan ukuran budaya dan tradisi yang terbungkus dalam norma-norma yang hidup di masyarakat, atau tidak?