Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Diawali Menonton Film Train to Busan, Edisi Curhat hingga Si Sulung sebagai Imam Salat Ied di Rumah

24 Mei 2020   23:08 Diperbarui: 24 Mei 2020   23:13 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka si sulung, pada usia belum genap 16 tahun, menjadi Imam khusus. Pemimpin salat Ied di hari yang istimewa, serta di masa corona. Hematku, keputusan menunjuk si Sulung itu, akan menjadi ingatan abadi bagi si sulung sepanjang usianya.

Tak ada kesalahan yang melantunkan 2 surat yang lumayan panjang, yang termaktub pada juz 30 Alqur’an itu, Semua dibaca dengan lancar. Pun tak ada kurang dan lebih dari jumlah 7 takbir rakaat pertama, dan 5 takbir pada rakaat kedua.

Usai salam, kupeluk si Sulung. Wajahnya tersenyum, kemudian berubah sedikit tegang. Aku tahu situasi itu, akan sedikit sentimental.

“Hebat anak Ayah! Abang udah lancar jadi Imam!”

“Hamdallah!”

“Ada ragu atau takut salah?”

“Iya. Tapi Abang sudah siap-siap, Yah!”

“Hah?”

“Kan Ayah sering begitu?”

Aih, ternyata, si Sulung sudah mulai mengenal polaku. Karena sebagai anak tertua laki-laki. Maka aku, acapkali memberikan "jebakan dan ujian" tak terduga. Kukira, anakku mulai terbiasa dengan hal itu. Termasuk akan ditunjuk menjadi Imam salat ied di rumah.

Akhirnya…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun