Para pemimpin, yang berbuat dengan kekuasaannya, tenaga medis yang bergerak dengan keahliannya, juga aparat keamanan melakukan tugas dan fungsinya.
Tak hanya tentang waktu, pikiran dan tenaga, namun juga harta bahkan nyawa mereka.
Masih ada tenaga sukarelawan dengan aksi sosial yang luarbiasa. Bergerak, berbuat san melakukan kebaikan demi kebaikan tanpa diminta.
Satu pertanyaan tersisa. Kita termasuk orang-orang di barisan mana?
Akankah menjadi orang-orang  yang seperti bunga karang? Menyerap semua sengkarut dan kasak kusuk, termakan hal-hal kecil dan terguncang dengan semua peristiwa yang terjadi?
Atau seperti perahu yang terombang-ambing di lautan? Merasa paling berani berlayar sendiri, namun tanpa tujuan? Atau sesungguhnya adalah pengecut yang membunuh dirinya berulang kali, dengan keinginan dan impian yang masih di dalam kepala.
Ramadan ini, menjadi momentum yang tepat melatih diri menjadi seperti batu karang. Menancapkan ketajaman pikiran serta kendali emosi dengan syaraf-syaraf yang lapang. Sehingga mengerti, apa yang harus dilakukan.
Perjalanan akhir ramadan akan penuh perjuangan, mungkin juga pengorbanan. Hingga Idul fitri nanti, kita semua meraih kemenangan.
Bukan kemenangan sendiri. Tapi kemenangan dalam bingkai kebersamaan!
"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau" (QS. Ali Imran : 191)
Fastabiqul khairaat!
Wassalamu'alaikum, Warahmatullahi Wa barakatuh.
Curup, 17.05.2020
zaldychan
[Ditulis untuk Kompasiana]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H