"Coba bayangkan! Aku pakai sarung. Kamu pakai daster. Dan kita serumah."
Aku menatap wajahmu yang segera tertunduk. Jemari tangan kananmu yang memegang sendok kecil jus pokat kesukaanmu, tak lagi berputar melingkari bibir gelas yang tersisa setengah. Sepakat diam tak bergerak, sepertimu.
'Lah? Kenapa diam?"
Perlahan, kau angakat wajahmu, bening manic matamu menatapku. Pun, perlahan kurasakan perih di lengan kiriku. Duet jarimu menciptakan perih.
"Amiiin..."
***
Letusan kembang api tahun baru, menjadi penanda pergantian waktu. meninggalkan semua yang telah dilakukan menjadi kenangan dan masa lalu. Juga sebagai tanda bersiap menginjak pengalaman dan harapan baru.
"Selamat tahun baru, Mas! Semoga selalu sehat."
Kubaca pesanmu persis pada angka 24,01. Tiga tahun bersamamu, aku mengerti. Kau berusaha selalu menjadi yang pertama untukku.
"Kenapa gak ada kata rindu?"
"Mas masih butuh kata itu?"