"Jam 3!"
"Bukannya jam 2?"
"Kalau mau ngerjain. Jangan tidur!"
Tapi, kisah ini tentu saja jauh dari lucu. Karena memang tak ada kelucuan. Hanya usaha "kecurangan" yang dilakukan di masa kanak-kanak sebagai anak masjid.
Sesudah ashar, biasanya anak masjid, akan menyiapkan untuk buka bersama. Akan ada pembagian tugas yang menjerang air. Juga membuat kopi susu dan the susu (menu susu menjadi istimewa dan khusus di bulan Ramadan). Temasuk menyiapkan gelas kecil dan piring kecil untuk meletakkan kue sumbangan dari donator atau jamaah.
Kemudian, 30 menit menjelang berbuka. Minuman itu, akan dituangkan ke dalam gelas kecil, juga membagikan kue-kue, biasanya 2 macam. Yang manis dan yang tidak. Jamaah, bebas memilih duduk, sesuai selera mereka. Jika suka kopi susu akan duduk di geas yang berisi kopi, begitu juga jika ada yang suka teh susu.
Namanya jamaah, tentu saja bermacam tingkah dan polah, kan? Ada yang tertib ada juga yang ngeyel. Semisal, diam-diam "menukar" kue yang dibagikan. Mencari ukuran yang lebih besar. Atau malah duduk di antara dua gelas! Dengan niat biar dapat dua bagian. Ada, kan?
Nah, anak-anak masjid. Akan 'menandai" jamaah yang seperti ini. karena memiliki kekuasaan mengatur, akan mengantisipasi kecurangan itu. Bisa dengan teguran langsung, atau saat berbuka, akan duduk di sebelah jamaah yang telah ditandai. Sebagai pesan tersembunyi, "Tak boleh ada kecurangan!"
Biasanya. Sesudah salat maghrib. Sambil membereskan peralatan berbuka tadi, Anak-anak masjid akan membahas dan merayakan keberhasilan telah menggagalkan upaya kecurangan tersebut. Juga mengulang ekspresi wajah kesal, dongkol juga malu dari jamaah itu.
Namun, ada momen yang begitu "mengharukan" jika sesudah tarawih dan melakukan tadarusan. Ada saja anak masjid seakan berlomba memamerkan dan mengeluarkan "harta karun"! Apa itu? Apalagi kalau bukan jatah kue berbuka. Masing-masing memiliki tempat penyimpanan dan penyelamatan harta karun favorit. Dengan rumus "tahu sama tahu!"
Bagaimana bagi anak-anak yang kalah strategi? Jangan khawatir. Segeralah mengerubungi Penceramah dan Imam salat tarawih. Biasanya, akan ada satu nampan kue, yang khusus disimpan dan diperuntukkan bagi Penceramah juga Imam. dan disajikan setelah tarawih.