Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Berolahraga Saat Puasa? Lakukan Saja yang Mudah, Murah, dan Meriah!

10 Mei 2020   20:03 Diperbarui: 10 Mei 2020   19:59 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktif berolahraga ketika sedang berpuasa? Sesungguhnya, ini pertanyaan lumayan riweh bagiku yang separuh nokturnal ini. Jika ditanya pernahkan atau masihkah? Aku akan jawab," iya!" Tapi aktif, kah? Hiks...

Begini ceritaku. Sejak kecil, aku penyuka olahraga. Dari yang rada ringan hingga yang lumayan ekstrim. Dari panjat pohon jambu tetangga, panjat tiang bendera gegara tali putus, panjat pinang hingga panjat dinding, aku suka. Apatah lagi kalau diajak ngegunung!

Begitu juga permainan yang menggunakan bola. Bola kaki, volley, basket, atau bulutangkis. Semua dicoba, walau tak semua ahli, hanya numpang "plakpluk-plakpluk". Kecuali bowling dan golf. Di kampungku gak ada!

Dan, kesukaan itu aku tularkan ke anak-anak. Namun olahraga yang sifatnya murah, mudah dan meriah dilakukan oleh anak-anak. Aku ceritakan saja, ya?  

Anak gadis dan lelaki kecilku bermain bulutangkis di halaman Masjid Al Jihad Curup sebelum pandemi (sumber gambar : dokumentasi pribadi zaldychan)
Anak gadis dan lelaki kecilku bermain bulutangkis di halaman Masjid Al Jihad Curup sebelum pandemi (sumber gambar : dokumentasi pribadi zaldychan)
Halaman Masjid adalah "Taman Bermain" Jika Tak Ada Wabah Corona

Sesudah subuh di pagi minggu, anak-anakku sudah mulai sibuk menyiapkan peralatan masing-masing. Ada sepeda, raket, bola kaki, tali buat loncat (kusebut tali skiping) hingga kapur berwarna. Tujuannya kemana? Ke masjid Al Jihad! Hihi...

Sejak mereka mulai belajar berjalan, halaman Masjid Al Jihad menjadi "taman bermain" bagi semua anakku. Selain karenaa di depan rumah langsung jalan raya, halaman masjid itu berpagar. Dan dijamin aman dari lalu lintas kendaraan.

Terus ngapain aja? Jika bukan karena pandemi, Biasanya, bakal banyak anak-anak sekitar masjid yang datang. Dengan membawa sepeda atau bola sendiri. Terkadang bersama orangtua mereka juga. Jadilah, minggu pagi di halaman masjid mirip ajang reuni atau parenting. Haha...

Bagaimana jika tak membawa apapun? Jangan khawatir! Nah, sebagai orang yang memiliki bakat "biang rusuh", aku akan ajak mereka bermain. Pokoke semua anak musti bermain! Pakai rumus, "datang dan pulang dengan senyuman!"

Rutinitas di Minggu pagi. Anak-anak bermain di halaman Masjid Al Jihad Curup foto di ambil sebelum puasa dan sebelum pandemi (sumber gambar : dokumentasi pribadi zaldychan)
Rutinitas di Minggu pagi. Anak-anak bermain di halaman Masjid Al Jihad Curup foto di ambil sebelum puasa dan sebelum pandemi (sumber gambar : dokumentasi pribadi zaldychan)
Akan terlihat ketulusan anak-anak saling berbagi dan bergantian dalam aneka permainan itu. Juga akan ada yang marah, menangis, rebutan dan mau menang sendiri. Ajaibnya dunia anak adalah, mereka tak akan memiliki rasa marah yang bertahan lama seperti orangtua, kan?

Jika bosan? Butuh orangtua yang menjadi provokator, akar keceriaan mereka tak hilang, kan? Itulah gunanya kapur berwarna! Anak-anak akan dibebaskan memilih satu ubin di halaman masjid, pengganti selembar kertas. Silahkan melukis sesukanya.

Aturannya? Tak boleh pindah ubin, jika salah hapus lagi, jika mau pulang, bersihkan lagi! Jika tak patuhi aturan? Siap-siap saja minggu depannya, bakal "dijauhi" anak-anak yang lain. Anak-anak tanpa sadar mengenal sanksi sosial, sejak dini. Ahaay...

Lah? Kan cerita olahraga saat puasa? Sama saja! Akan seperti itu juga. Bahkan biasanya bakalan dua kali. Tak hanya minggu pagi, tapi juga menjelang berbuka. Ngabuburit versi anak-anak itu, ya bermain! Yang tidak berpuasa, tak akan berani nongol saat bermain sore hari.

Bermain dan berbagi tawa di halaman Masjid Al Jihad Curup. foto diambil sebelum pandemi (sumber gambar : dokumentasi pribadi zaldychan)
Bermain dan berbagi tawa di halaman Masjid Al Jihad Curup. foto diambil sebelum pandemi (sumber gambar : dokumentasi pribadi zaldychan)
Mesti Berolahraga di Rumah? Bermain dan Menciptakan Tawa

Namun, sejak wabah corona membuat ketar-ketir orangtua. Kegiatan seru di halaman masjid itu, tak lagi ada. Sebagai orangtua, terkadang aku mesti tegas kan. Walau anak-anakku memaksa. Harus cari solusi, tah?

Maka, dicarilah permainan bercampur olahraga dilakukan di rumah. Tak ada main bulutangkis dan sepeda. Tapi ada berolahraga sekaligus bermain yang bisa dilakukan di rumah.

dua alat yang digunakan untuk berolahraga di rumah, karena pandemi (sumber gambar : dokumentasi pribadi zaldychan
dua alat yang digunakan untuk berolahraga di rumah, karena pandemi (sumber gambar : dokumentasi pribadi zaldychan
Lupakanlah, semisal gerakan senam yang serba teratur layaknya di televisie atau video tutorial. Seperti di artikel sebelumnya. Anak gadisku yang penganut KPop itu, biasanya akan berlagak bak instruktur senam professional.

Aku dan anak-anak yang lain, akan ikut gerakan senam ala Korea itu. Berusaha mematuhi semampunya dengan segala ketidakteraturan yang tersaji. Apatah lagi, jika itu dilakukan dengan paksaan dan dibawah ancaman. Haha..

si Sulung mesti berolahraga di rumah. (sumber gambar : dokumentasi pribadi zaldychan)
si Sulung mesti berolahraga di rumah. (sumber gambar : dokumentasi pribadi zaldychan)
Si Sulung, karena beranjak remaja. Mulai sibuk untuk menambah tinggi badan. Maka lebih memilih main lompat tali, serta melatih otot dengan alat yang kumiliki sebelum si sulung lahir.

Begitu juga dengan si lelaki bungsu yang hobi bola kaki. Tapi lebih memilih jadi kiper. Karena rumahku masih memungkinkan untuk main boolakaki sebatas tendangan pinalti. Dengan sarung tangan yang mulai lusuh, akan menantang siapapun  buat menguji ketangguhannya sebagai kiper. Dengan pesan sponsor, "Nendangnya jangan kuat-kuat, ya?"

Bahkan, bermain karambol atau "hom pim pah" pun, bisa menjadi tantangan. Ketika yang kalah mesti melompat, push up, skor jump atau berlari dua kali keliling rumah, kan?

olahraga ala si lelaki bungsu di
olahraga ala si lelaki bungsu di
Berolahraga Itu Harus Ceria, kan?

Begitulah. Jika ditanya aktifkah berolahraga di saat berpuasa. Aku akan menjawab, aku dan anak-anak setiap hari akan bermain yang murah, mudah dan meriah namun menciptakan gerak dan tawa. Walaupun saat berpuasa.

Hematku, berolahraga tujuannya tak hanya raga yang kuat, namun juga jiwa yang sehat. Terus apalagi yang kurang, jika kegiatan ringan yang dilakukan menghasilkan tawa penuh bahagia? Apatah lagi saat menjalankan ibadah puasa. Iya, kan?

Demikianlah,

Selalu sehat, Namaste!

Curup, 10.05.2020

Zaldychan

[Ditulis untuk Kompasiana]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun