Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bansos Presiden, Menjadi Perlindungan atau Persoalan Sosial?

6 Mei 2020   03:36 Diperbarui: 6 Mei 2020   04:05 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Banyak yang harus dilakukan!"

"Kendalanya..."

Aih, sanggahan demi sanggahan juga dihadirkan. Dan semua juga mengerti itu tak mudah! Terus, pertanyaan lanjutannya, jika tahu begitu. Kenapa masih menginginkan jabatan itu? Bahkan ada yang nyaris memporakporandakan ikatan anak bangsa?

"Kalian tahu, kenapa di eropa gaji dan tunjangan hakim tinggi? Sebagai imbalan atas kewajiban serta keberanian mereka untuk memutuskan!"

Ini, kalimat yang masih terngiang, saat aku kuliah puluhan tahun lalu. Ketika berbincang tentang kepantasan antara besaran pendapatan dan besaran resiko yang mesti dihadapi. Sehingga, mereka dikenal sangat independen dalam memberikan keputusan.

Aku tak berniat memberikan perbandingan vis a vis. Hanya mencoba mengungkapkan, begitu sulitnya anak bangsa mendapatkan "perlindungan" dari Negara. Apatah lagi dalam kondisi pandemi corona ini.

lansia, kelompok yang rentan di tengah pandemi corona (sumber gambar : https://ekonomi.kompas.com/)
lansia, kelompok yang rentan di tengah pandemi corona (sumber gambar : https://ekonomi.kompas.com/)
Apa Kabar Perlindungan Sosial Akibat Pandemi Corona?

Menyimak rilis dari The SMERU Research Institute pada April 2020 tentang "Dampak Pandemi Covid-19 terhadap kemiskinan : Estimasi bagi Indonesia". Menyatakan, Dampak Ekonomi akan menyebabkan resesi global. Jutaan orang akan masuk jurang kemiskinan. Begitu juga Indonesia.

Prosentase kemiskinan di Indonesia sebelum pandemi, pada angka 9,2% (September 2019) atau 24 juta. Kemungkinan bergerak pada angka 9,7 % pada akhir tahun 2020. Estimasi terburuk terjadi peningkatan lebih dari 3%, yaitu pada  angka 12,4 %. Itu bermakna, prosentase kemiskinan pada angka 33 juta orang.

Angka-angka ini, mungkin saja tak berpengaruh banyak. Sebagaimana jamaknya kita, musti memahami "kekusutan" data dan angka kependudukan di Indonesia, kan? Mulai dari data ganda, kehilangan data, kesalahan data hingga tak ada data. Iya, kan?

Berapa banyak ditemukan pemilik KTP ganda? Biasanya heboh di musim pemilu. Sehingga ada orang yang telah meninggal masih terdaftar sebagai pemilih? Atau cerita perih seorang lansia di Pacitan tak lagi menerima bantuan sosial 100 ribu perbulan, karena dianggap sudah meninggal? Belum lagi kisah seorang rektor yang mendapat bansos presiden?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun