Kalau Ini, ulah anak gadis! Anakku itu penggemar Kpop. Favoritnya BTSÂ dan Blackpink! Nah, beberapa sore, aku dan saudara yang lain "dipaksa" ikuti tarian grup ajaib itu. Bermodalkan laptop dan speaker mini, Uni Tya akan jadi pemandu, aku dan anak-anak yang lain, akan ikut di belakang.
"Ini senam Korea, Yah!"
Percayalah! Aku lebih banyak berdiri dari pada bergerak. Tarian yang energik begitu tak cocok dengan struktur tulangku yang mulai tua. Biasanya, yang kulakukan adalah "merusak"! menggendong, mengajak bermain silat atau membuat gerakan ngasal! Sing penting happy, tah?
Janganlah berharap ada keringat karena senam ala Korea itu. Kukira, jika pun berkeringat, itu lebih disebabkan saling tertawa, karna melakukan gerakan yang berbeda dari yang dicontohkan! Acapkali kudengar kalimat Uni Tya, "Aih, gak kompak!"
Anak gadisku belum tahu, jika berbeda itu juga wujud kekompakan. Yaitu, kompak untuk berbeda! Hihi...
Sejak lama, aku memiliki meja karambol. Hanya, ketika si sulung sudah sekolah di Padang. Permainan ini, tak lagi di sentuh. Nah, selama Ramadan ini, meja karambol itu kembali menemukan manfaatnya.
Biasanya, aku akan berpasangan dengan Uni Tya, si sulung akan berpasangan dengan Kakak Rizqy, atau anak-anak dengan sepupu yang lain. Agar seru, aturan permainan dibuat nyeleneh. Siapa yang berhasil memasukkan buah (biji) karambol, berhak mencoret wajah lawannya. Kalau aku kalah? Tentu saja harus konsisten, kan?
Aka nada emosi, curang, keikhlasan dan keinginan untuk menang. Â Atau kesedihan saat kalah. Namun, saat sirine dari masjid terdengar, hal itu bakal jadi cerita dan tawa. Besok? Main lagi. Dengan niat membalas! Haha...