Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Virus Corona Vs Kampungku: Kehilangan Pelanggan dan Pilihan Bertahan

3 April 2020   17:25 Diperbarui: 4 April 2020   03:35 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedai Kopi Uni Ita. di Depan Masjid Aljihad Curup. Sumber foto : Dokpri/ Kompasiana.com

Virus corona tak hanya berdampak langsung pada selurug aspek kehidupan di daerah yang tergolong zona merah. Namun juga "menghajar" kota Curup tempat tinggalku. Termasuk orang---orang yang acapkali kutemui di keseharianku.

Aku tulis dan ceritakan saja, beberapa kisah, ya?

Sekitar pukul 7 pagi tadi, aku memesan 5 bungkus ketan dan goreng pisang. Mataku menyaksikan nampan besar yang tertutup daun, berisi nasi ketan putih yang belum sampai setengah terjual.

Begitu juga lontong dalam bungkusan plastik bening, serta tumpukan aneka gorengan di tiga nampan kecil. Warung terlihat sepi. Hanya ada temanku, yang menambal ban di samping kedai.    

"Sepi, Ni?"

"Iya. Padahal hanya masak 6 canting!"

"Semangat, Ni!"

"Nasi santan, baru laku sepiring!"

Pada hari-hari biasa, jam segitu, setidaknya tersisa sepertiga, bahkan terkadang habis. Aih, sudah satu minggu aku tak singgah. Biasanya, nyaris setiap pagi, usai mengantar anak-anak ke sekolah, aku akan mampir dan minum kopi di Kedai Kopi "Uni Ita".

"Satu minggu tak muncul! Ke mana?"

"Masih ngurus si Sulung. Kan, isolasi mandiri?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun