Dalam hal komunikasi, konsep senyum, sapa dan salam (3S) jejangan terabaikan. Perbincangan hanya pelengkap sebagai ikatan keluarga. Isi pembicaraan pun adalah hal-hal rutin.
Terus, dengan kondisi sekarang, apa yang bisa dilakukan? Saatnya kembali menjadikan anggota keluarga di rumah sebagai sebuah TEAM.
Hentikan dulu "aturan tak tertulis" tentang ketetapan penugasan ayah, ibu atau keduanya bekerja cari nafkah, ibu membereskan urusan rumah tangga seperti memasak, mencuci dan membersihkan rumah dan anak-anak belajar.
Silakan menyusun strategi, dengan mencoba mengekplorasi titik-titik penugasan itu secara "keroyokan". Memasak di dapur, mencuci perabotan dan pakaian, membersihkan rumah, bahkan terlibat bersama anak saat belajar.
Pasti seru jika di dapur, melihat anak-anak mengiris bawang atau sayuran, ayah membersihkan ikan atau ayam, dan ibu penuh dengan instruksi ini dan itu, agar kemasan hidangan tersaji istimewa.
Atau anak-anak menyapu ruangan atau membersihkan kamar mandi, ibu mencuci pakaian dan ayah yang membantu menjemur. Atau banyak contoh-contoh kegiatan yang bisa dilakukan bersama, tah? Seru, kan?
Dalam telaah manajemen, kata TEAM adalah singkatan dari empat sikap prilaku untuk mengikat dan mempererat setiap anggota. Aku tulis sebebas pemaknaanku aja, ya?
Pertama. Together. Makna kebersamaan atau bersama adalah kunci mewujudkan sebuah tim. Ketika ide diputuskan bersama, kemudian dilakukan bersama serta apapun hasil dan manfaat yang diraih, mampu dirasakan bersama.
Kedua. Everyone. Tak dipungkiri, setiap orang memiliki karakter masing-masing. Walaupun dalam satu keluarga, kan? Namun pelibatan, merangkul dan mengakui kelemahan dan kelebihan setiap orang, dalam keluarga akan memperkuat, kan? Â
Ketiga. Achieve. Capaian yang dilakukan secara bersama akan lebih bermakna, tah? Apalagi, ketika semua anggota keluarga mengetahui dan mengalami langsung "perjuangan" untuk meraih capaian itu.
Keempat. More. Dengan banyak anggota terlibat, akan ada kelebihan dalam ranah sumber daya. Baik tenaga juga asupan ide. Tak hanya itu, tingkat capaian bisa saja melebihi ekspektasi, kan?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!