Dalam beberapa kali kegiatan outbound, kedua lagu ini acapkali aku gunakan dalam sesi ice breaking. Walaupun pesertanya orang-orang dewasa atau orang kantoran. Alasannya? Nyaris semua kenal lagu ini.
Karena tujuan ice breaking, untuk memecah dan mencairkan suasana. Bermodalkan dua lagu itu, aku akan membuat tiga varian.
Pertama. Semua peserta menyanyikan secara serentak hingga selesai kedua lagu itu. Pada tahapan ini, peserta akan ada yang ragu, menganggap angin lalu. Ada juga serius bernyanyi, sambil tertawa atau bertukar pandang sesama peserta.
Kedua. Biasanya, aku akan membagi peserta menjadi dua kelompok (berdasarkan jenis kelamin), dan menentukan lagu yang harus dinyanyikan. Kemudian peserta secara serentak menyanyikan kedua lagu itu. Â Umumnya peserta mulai tertarik.
Ketiga. Selanjutnya, kedua kelompok besar bergantian menyambung lagu dengan larik yang berbeda. Menjadi lagu "acak" :
Burung kakak tua, bundar topi saya
Nenek sudah tua, bukan topi saya
Topi saya bundar, hinggap di jendela
Kalau tidak bundar, giginya tinggal dua
Apa yang terjadi? Kukira, orang-orang akan terbelah menjadi dua kategori. Kategori pertama, Peserta yang bernyanyi seperti melaksanakan tugas dan menyajikan wajah kaku tanpa ekspresi. Terkadang malah bingung tentang varian larik yang musti dinyanyikan.
Kategori kedua. Akan hadir ledakan tawa dari peserta. Karena tanpa disadari, peserta diajak kembali mengenang masa kanak-kanak. Mengingat kelucuan, keluguan atau mungkin kenangan yang tak penting di masa kecil melalui kedua lagu itu.