Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hujan Tak Pernah Merajut Air Mata

1 Maret 2020   12:02 Diperbarui: 1 Maret 2020   12:00 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan bercerita tentang perjalanan hari yang panjang. Bahkan teramat panjang

Tentang dedaunan yang merunduk pasrah mengeja penantian. Tentang kupu-kupu yang letih memilih putik bebunga yang kehausan. Dan tentang orang-orang kecil menyumpahi hati yang tak pernah terpuaskan.

Beberapa butiran hujan pun singgah di tepi beranda. Mengecam angin yang merusak tujuan semula. Meratapi ketidakberdayaan rasa yang menepis asa, mereguk serpihan cinta yang tertunda.

Tak sepertiku. Hujan tak pernah merajut airmata.

Curup, 29. 02. 2020
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun