Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Masa Kecil, Kecemasan Orangtua dan "Rahasia" Makan bersama Keluarga

24 Februari 2020   16:44 Diperbarui: 24 Februari 2020   18:09 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua. Hidup berdampingan dengan orang lain. Moment makan bersama, mengajarkan diri anak untuk tidak berlaku "suka-suka." Menjadi lebih hati-hati saat minum, karena jika tumpah akan mengenai orang di sebelahnya. Belajar menahan diri, agar orang di sekitarnya tak terganggu.

Ketiga. Menghormati perasaan orang lain. Akan ada suasana tak menyenangkan pada suasana makan bersama. Semisal salah satu anak berujar, "Masakan ini tidak enak!" Anggota yang lain akan memarahi, karena khawatir yang memasak akan tersinggung. Anak yang begitu, juga akan "diserbu" hingga kapok. 

Pada acara makan bersama selanjutnya, semua anggota keluarga tak akan melakukan itu lagi. Mungkin akan tetap diam dan mendengarkan. Jika ini dilakukan sejak dini, akan terbawa hingga dewasa.

Keempat. Menghormati milik orang lain dan belajar berbagi. Pernah melihat anak rebutan gegara memilih peralatan makan atau rebutan lauk? Atau malah anak tak mau berbagi dengan saudaranya? Hingga orangtua menganggap bijak dengan memilih menyediakan hal yang sama?

Kukira, momen makan bersama, menjadi waktu yang tepat untuk mengajarkan itu.  Tak semua keinginan musti terpenuhi, dan adakalanya anak-anak harus berbagi dengan orang lain.

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Akhirnya...

Bagiku, keluarga tetaplah pintu gerbang awal anak untuk menjelajahi kehidupannya di masa depan.

Apapun pendidikan dan pengetahuan yang kemudian didapatkan anak-anak di lingkungan pergaulan atau di berbagai jenjang pendidikan. Setidaknya ajaran dan tradisi yang diciptakan orangtua, menjadi  bekal sekaligus "filterisasi" sikap dan prilaku anak.

Demikianlah. Jika sepakat, hayuk salaman!

Curup, 24. 02. 2020

Zaldychan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun