"Bang TK A itu bagus, kan?"
"Iya!"
"Tapi mahal, Bang!"
"Baju bagus, juga mahal, kan?"
Jika memiliki anak usia sekolah, maka setiap memasuki tahun ajaran baru acapkali menjadi ajang "pertempuran batin" bagi orangtua. Apalagi untuk pasangan muda yang anak sulungnya telah cukup usia memasuki Taman Kanak-kanak (TK).
Hal wajar bila kemudian para orangtua cenderung bersikap hati-hati dan mencari tahu beragam informasi dan referensi sebelum menjatuhkan pilihan lembaga pendidikan pra sekolah mana yang dianggap baik untuk buah hati tercinta.
Bagi anak, TK tak hanya lingkungan baru, tempat bersosialisasi dan bermain dengan rekan sebaya, namun juga wadah bagi anak belajar memahami kegiatan yang bersifat rutinitas, mengenal, dan patuh terhadap aturan.
Jika menikah adalah keputusan yang memiliki konsekuensi seumur hidup, maka memilih sekolah yang tepat bagi anak adalah jalan terang keberlangsungan masa depan.
Sehingga, terkadang memilih dan mengurus anak masuk sekolah TK, nyaris sama riwehnya dengan mengurus anak yang mau menikah. Lebay? Ini alasan yang perlu diketahui:
Pertama, alasan utamanya ialah saat masuk TK, perkembangan fisik dan psikis anak belum berkembang sempurna. Rasa khawatir dan cemas akan lebih mendominasi orangtua, sebab anak masih dalam posisi rentan saat berbaur dengan lingkungan baru.