Sutopo Purwo Nugroho, adalah sosok yang paling dicari ketika terjadi bencana alam. Karena memiliki kecepatan dan kelugasan menyampaikan informasi terkini mengenai bencana alam. Walau dalam kondisi sakit kanker paru Stadium IV.
Banyak jejak tulisan di Media Nasional dan Internasional yang menceritakan kegigihan, tanggungjawab dan semangat kerja Sutopo, sebagai Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Salah satunya New York Times memuat artikel berjudul 'Helping Indonesia Through a 'Year of Disasters' While Facing His Own'.
Dalam artikel tersebut, Sutopo digambarkan sebagai orang yang tiada lelah mengabarkan kabar bencana di Indonesia. Namun, di satu sisi, Sutopo juga harus menghadapi bencananya sendiri berupa penyakit kanker.
Hari Minggu, Tanggal 7 Juli 2019. Akun twitter PRB Indonesia BNPB (Disaster Risk Reduction) berbagi kabar duka kepergian Sutopo Purwo Nugroho di Guangzhou,China. Bagiku, Sutopo adalah sosok pejuang!
Aku mengenal sosok pejuang dengan caranya sendiri. Jeffri Firmanto. Survivor gagal ginjal stadium IV. Aku biasa memanggilnya Jeff.
Semangatku patah tumbuh
Hilang kemudian berganti
Beribu kali aku jatuh
Sejuta kali aku bangkit lagi
(Jeffri, 14.01.2020)
Aku mengenal Jeff, karena beberapa kali menjadi peserta lomba membaca puisi. Ternyata, Jeff juga suka menulis puisi serta membagikannya di akun media sosial miliknya.
"Aku ingin punya buku, Pak!"
"Jangan berhenti menulis!"
Itu, komunikasi sebelum Jeff menyelesaikan kuliah  tahun 2014 pada Program Studi Bahasa Inggris di IAIN (Dulu STAIN) Curup. Kemudian mengikuti arah hati menjejakkan kaki hingga keluar negeri.
Pertengahan tahun 2019, Akun  facebookku ditandai. Karena ada yang butuh darah golongan A. Aku terkejut, ternyata Jeff.  Dia harus kembali dari pengembaraan di luar negeri, karena divonis gagal ginjal. Hingga sekarang. Jeff secara berkala melakukan perawatan cuci darah di RSUD Lebong.
Aktivitas Jeff dalam menulis tak berhenti, karena sakit yang dialami. Bahkan semakin produktif. Setiap hari, akun media sosial miliknya, menayangkan ragam tulisan dan ragam tema.
Di bawah ini, kukutip salah satu puisinya yang diposting di facebook tanggal 11 Januari 2020. Saat harus menunggu, ketika melakukan perawatan berkala di RSUD Lebong.
TIBA
Ibuku pun tersenyum.
Merelakan bebas beban juangku
Melihatku tidur pulas di bawah ketiak kakek panutanku
Penjaga yang kukenal sanggup mati
Ketika kejujurannya dipertaruhkan.
Usai,
Tetiba raga ditagih-tagih
Meski dihadapku erat memikat
Lepas jua sukmaku melekat.
Buatlah dulang Ibuku
Setara engkau, setara pula anak bapakku,
Hanya dia tempatku berpangku darah
Jangan sampai dia mengetuk meja.
Penuhi, kasihan jasadku.
Lebong, 11 Januari 2020
Tulisan ini, tak bermaksud memancing iba dan kasihan. Sebab dalam kondisi sakitnya, Jeff masih berusaha mandiri membuka counter ponsel, belajar membuat vlog di youtube dan tentu saja menulis di media sosial. Januari tahun 2020, Jeff telah memiliki buku sendiri seperti impiannya, berjudul "Aku dan Perjuanganku".
Buku itu, berisikan ratusan puisi dan puluhan artikel kisah perjalanan hidup anak desa yang dari orang tua yang tinggal sebelah, karena disebut anak tidak berbapak, kegigihan berjuang masa sekolah hingga bisa kuliah. Masa merantau ke luar negeri, masa bekerja, dan divonis penyakit ginjal.
Terakhir, izinkan kukutip (telah melalui pengeditan) tulisan Jeff akun facebook Jeffri Dangtoyibcell Tralalang yang diunggah tanggal 08 Januari 2020. Jeff menceritakan Perjalanan dan perjuangannya di dunia literasi. Â Â
Demikian, salam literasi!
Curup, 31.01.2020
[Ditulis untuk Kompasiana]
Taman Baca :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H