Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jika Ibu adalah Guru Pertama bagi Anak, Ayah adalah Kepala Sekolah yang Ramah

5 Januari 2020   16:33 Diperbarui: 5 Januari 2020   16:38 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by storiicare.com

"Ayah mau pergi?"

"Iya, Nak!"

"Kan, hari libur?"

"Ikut Ayah, mau?"

Ini percakapan pagi tadi, dengan gadis kecilku. Untung naluriku sebagai ayah, bekerja dengan baik. Ajakan tanpa pikir panjang itu, ternyata bisa hadirkan senyuman, sekaligus menyelamatkan hari terakhir liburan anakku.

Sekilas, sepertinya pertanyaan sederhana. Namun aku mengerti, itu adalah "pernyataan bernada pemberontakan". Bisa saja dimaknai dengan kalimat, "Hari libur, masih tak ada waktu buat anak?"

Sepanjang perjalanan ke tempat kerja, jadi kepikiran. Jika interaksiku dengan anak-anak dianggap sebuah buku harian. Aku jadi tak berani menghitung, berapa banyak "halaman yang hilang" dari diari anak-anakku! Tanpa keberadaanku sebagai ayah. Perih, ya?

Coba tanyakan pada perempuan masa kini. Sosok ayah idaman, adalah kepala keluarga yang tak hanya berperan sebagai pencari nafkah. Tapi juga sosok suami  yang juga memiliki keterampilan mengurus keperluan rumah tangga, dan ikut berperan dalam pengasuhan dan tumbuh kembang anak.

Berdasarkan pengalamanku. Saat ini, tak lagi berlaku alasan ayah sibuk! Ayah bekerja untuk keluarga!

Illustrated by storiicare.com
Illustrated by storiicare.com
Zaman Berubah, juga Harapan pada Sosok Ayah!

Dulu, seakan ada garis tegas. Peran ayah sebagai pencari nafkah dan mengelola urusan di luar rumah.  Kemudian ayah digambarkan sosok yang keras, tegas, disiplin bahkan kaku.

Tergambar sosok ayah yang dingin dan penuh peraturan serta  menjadi "momok". Ayah juga berperan sebagai eksekutor dari kesalahan anak-anaknya. Tak jarang hadir kesan " rasa takut" lebih mendominasi bagi anak-anak terhadap ayah, dibandingkan rasa "rasa segan atau rasa hormat".

 Sekarang, gambaran itu disebut konvensional dan dianggap ketinggalan zaman! Seiring perkembangan dunia parenting. Ayah ideal tak hanya mampu memenuhi kebutuhan keluarga, namun juga sosok yang hangat, ceria, dan bisa menyediakan kualitas dan kuantitas waktu untuk keluarga.

Ayah idola, adalah ayah yang bisa menemani anaknya bermain baik di rumah atau di luar rumah, menyisipkan waktu untuk duduk bersama anak saat menyelesaikan tugas sekolah. Atau sesekali  beraksi di dapur, memasak dan menyiapkan masakan buat semua anggota keluarga. Ahaaay...

Illustrated by ibtimes.co.uk
Illustrated by ibtimes.co.uk
Jika Ibu adalah Guru Pertama Bagi Anak, Ayah adalah Kepala Sekolah yang Ramah!

Sukar mencari bantahan, bahwa ibu adalah guru pertama bagi setiap orang. Sebelum mereka mengerti apa itu makna dan fungsi guru. Ibu menjadi patron awal untuk mengenal dunia.

Agar proses pendidikan anaknya tak salah arah. Sosok ibu sebagai guru membutuhkan tujuan yang jelas, arahan yang tegas, serta bimbingan sebagai panduan. Maka adalah fungsi ayah sebagai kepala sekolah.

Keputusan dan kebijakan seorang Ayah sebagai kepala sekolah, berperan penting dalam roda kehidupan keluarga. Tak hanya sebagai pengambil keputusan dan kebijakan, sosok ayah mesti terlibat langsung.

Ayah yang membuat kurikulum tentang pendidikan agama, hal yang boleh dan tidak boleh dalam bertingkah laku, serta nilai-nilai dasar yang diinginkan bagi anak. Dan, sosok ibu yang menjalankan kurikulum keluarga. Tentu saja ada ruang diskusi, nengubah kurikulum keluarga seiring tuntukan zaman serta evaluasi bersama.

Illustrated by pxhere.com
Illustrated by pxhere.com
Ayah sebagai Teman, Cara Mengisi Halaman yang Hilang

Lupakan pembagian peran ayah bekerja, ibu di dapur dan anak belajar! Keluarga milenial, lebih mementingkan kerjasama tim. Semua diharapkan berperan, sesuai kapasitas masing-masing. Termasuk sosok ayah.

Bagi kehidupan anak laki-laki. Figur ayah adalah role model ideal. Bagaimana berprilaku dan bersikap setiap hari sebagai seorang laki-laki. Bukan ayah yang bermuka bengis dengan tatapan sinis, atau penuh teriakan amarah dan berlaku bak tukang pukul.

Bagi anak lelaki. Sangat menyenangkan jika sang ayah bisa menemaninya bermain bola, mengajak dan mengajari cara memancing belut di pematang sawah. Membuat dan bermain layang-layang, atau bahkan bermain game yang disukai bersama anak.

Bagi Kehidupan anak perempuan. Ayah adalah cinta pertama, yang diidamkan sebagai sosok "The Hero"! Sebagai pahlawan yang bisa melakukan apa saja yang diinginkan. Pembela utama, sekaligus sosok pelindung dan pengayom yang memberikan rasa aman dan nyaman.

Tentu saja ada keterbatasan dalam komunikasi jika masuk tema "teritorial kewanitaan" semisal tentang pendidikan seks atau haids pertama.

Pada banyak teori parenting. Kedekatan anak perempuan dengan sosok ayah, akan membantu sang anak, agar tak canggung saat dewasa nanti menghadapi lawan jenis dalam pergaulan.

Terkadang, tanpa sadar. Aku atau juga orang lain yang memiliki jabatan sebagai ayah. Seringkali melupakan, banyak hal-hal yang idealnya bisa dilakukan bersama anak. Dengan satu atau banyak alasan, hingga itu kemudian terabaikan.

Momen pagi tadi. Dalam percakapan yang tak sengaja itu. Menjadi alarm bagiku sebagai ayah. Bahwa banyak halaman yang hilang dari buku diari anak gadisku, tentang kisah kehidupannya tanpa aku.

Juga bersyukur. Aku bisa refleksi sekarang. Dari pada nanti? Jika umur panjang, dan anakku menikah dan serta memiliki keluarga sendiri. Aku akan semakin banyak kehilangan halaman di buku diari anakku.

Ada yang sepertiku? Hayuk salaman!

Curup, 05.01.2020

Zaldychan

[ditulis untuk Kompasiana]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun