Bagi anak lelaki. Sangat menyenangkan jika sang ayah bisa menemaninya bermain bola, mengajak dan mengajari cara memancing belut di pematang sawah. Membuat dan bermain layang-layang, atau bahkan bermain game yang disukai bersama anak.
Bagi Kehidupan anak perempuan. Ayah adalah cinta pertama, yang diidamkan sebagai sosok "The Hero"! Sebagai pahlawan yang bisa melakukan apa saja yang diinginkan. Pembela utama, sekaligus sosok pelindung dan pengayom yang memberikan rasa aman dan nyaman.
Tentu saja ada keterbatasan dalam komunikasi jika masuk tema "teritorial kewanitaan" semisal tentang pendidikan seks atau haids pertama.
Pada banyak teori parenting. Kedekatan anak perempuan dengan sosok ayah, akan membantu sang anak, agar tak canggung saat dewasa nanti menghadapi lawan jenis dalam pergaulan.
Terkadang, tanpa sadar. Aku atau juga orang lain yang memiliki jabatan sebagai ayah. Seringkali melupakan, banyak hal-hal yang idealnya bisa dilakukan bersama anak. Dengan satu atau banyak alasan, hingga itu kemudian terabaikan.
Momen pagi tadi. Dalam percakapan yang tak sengaja itu. Menjadi alarm bagiku sebagai ayah. Bahwa banyak halaman yang hilang dari buku diari anak gadisku, tentang kisah kehidupannya tanpa aku.
Juga bersyukur. Aku bisa refleksi sekarang. Dari pada nanti? Jika umur panjang, dan anakku menikah dan serta memiliki keluarga sendiri. Aku akan semakin banyak kehilangan halaman di buku diari anakku.
Ada yang sepertiku? Hayuk salaman!
Curup, 05.01.2020
[ditulis untuk Kompasiana]