Bagi anak-anak yang bersekolah, masa liburan sudah dimulai. Setelah melalui rutinitas yang mungkin saja menimbulkan jenuh, berjuang dengan dengan segenap kemampuan saat melalui ujian akhir, Tak ada yang lebih indah selain mendengarkan kata liburan dan menikmatinya.
Akan lebih sempurna, ketika anak-anak menikmati liburan dengan kehadiran ayah dan bunda. Anak membutuhkan kehadiran orangtua, baik secara fisik maupun psikis yang berdampak pada tumbuh kembangnya anak.
Namun, bagaimana jika agenda kerja tak sejalan dengan masa liburan anak-anak?
Hal itu menjadi kendala juga tantangan tersendiri bagi orangtua bekerja. Tak terkecuali bagi ayah bekerja.
Ayah Bekerja Itu untuk Keluarga. Tapi...
Dalam konsep parenting modern, sosok ayah adalah co-parenting. Artinya, mesti memiliki keterlibatan yang signifikan serta berdampak positif dalam pertumbuhan, perkembangan dan pengasuhan anak. Walaupun harus bertahan dengan alasan klise yang penting quality time!
Tanyakan saja kepada semua ayah. Jawabannya akan sama. Tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga, adalah motivasi terbesar. Selain sebagai wujud eksistensi diri sebagai seorang ayah. Di mata keluarga dan lingkungan sekitar.
"Bilangnya, bekerja untuk anak. Kenapa sering ditinggal?"
"Katanya akan melakukan apapun untuk anak. Mengapa jarang di rumah?"
"Lembur terus! Gak kasihan dengan anak-anak?"