Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kau Memapah Langitku, agar Tak Terjatuh dan Runtuh

19 Desember 2019   15:33 Diperbarui: 19 Desember 2019   15:52 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay com

Aku belum menemukan bilik rahasia kata-kata yang masih betah bersembunyi. Agar jiwaku mampu menuntun paduan ritmis aksara, dalam perpaduan harmoni diksi.

Sepenuh hati, ingin kunukilkan satu sajak untukmu.

Masih kusimpan garis halus senyummu. Saat kau sibuk meredam diorama derita, bertahan dalam suguhan tulus di sudut bibir. Senyuman yang mampu memantik cahaya, dan mengusir keresahan segera berakhir.

Lekat aku mengingat nada suaramu. Saat terlontar hardikan dalam penyesalan di antara sekat-sekat diafragma, dan perlahan memandu sunyi dalam pelukan hangat menghapus kecewa. Berkali! dan lagi.

Aku masih memendam tanya untukmu. Tentang bagian langit suci mana yang menjadikanmu tetap utuh dan kukuh. Hingga kau selalu ada memapah langitku agar tak terjatuh dan runtuh.

Belum kutemukan bilik rahasia kata-kata tanpa airmata, agar mampu satu sajak kunukilkan untuk kau eja.

Ibu. Sajakku tak kunjung usai, dan tak akan pernah selesai.

Curup, 19.12.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun