Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Merayakan Prosesi Sepi

29 November 2019   14:44 Diperbarui: 29 November 2019   14:57 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kau peduli, maka harapan akan menjelma seperti pohon Kauri.

Tak lelah menggapai keinginan yang bergelayut langit-langit matahari. Melindungi dahan merengkuh ranting-ranting mimpi. Bertahan menanti takdir satu persatu dedaunan kering luruh ke bumi.

Jika kau abai, maka harapan adalah para kurcaci yang bersembunyi di titik paling sunyi.

Ketika hamparan langit terbelah memberangus rintihan-rintihan masa lampau. Ketika gugusan bintang terserak, menghancurkan keluhan-keluhan kacau balau. Ketika lautan bergelombang meluap, menghanyutkan bisikan-bisikan risau.

Jika kau keliru, maka harapan adalah segerombolan penipu-penipu bisu.

Membiarkan ribuan musim kemarau membakar janji. Merayakan prosesi sepi. Kematian hati.

Curup, 29.11.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun