Saat MTs (Setingkat SMP), kukira masa indah! Aku bertemu Ibu Zubaidah (Bu Zu). Beliau selalu awali mengajar dengan bernyanyi atau berpantun. Terus setiap siswa disuruh nulis satu lirik atau larik di papan tulis.
Tak hanya membahas lirik untuk mengenal majas (gaya bahasa), tanpa sengaja, menulis di papan tulis itu juga jadi sebentuk "hukuman"! Dengan cara itu jadi tahu. Tenyata, tulisanku paling jelek di kelas. Atau malah naik-naik ke puncak gunung, turun-turun sekali! Susah buat nulis rapi dan lurus di papan tulis, kan?
Eh, tapi Ibu Zu yang telaten mengajari sekaligus mendampingi jika ada lomba menulis atau baca puisi dan mengarang. Usai lomba akan diajak makan bakso atau apalah, gak peduli hasil lombanya gak juara! Ahaay...
Saat SMA, aku lanjutkan sekolah ke Padang Panjang. Guru Bahasa Indonesiaku adalah Pak Gusman. Mungkin, baru sekali ini bertemu guru bahasa laki-laki. Bermodal keras kepala, malah Pak Gusman suka diajak berdebat! Apalagi kalau sudah sulit mengerti tentang Narasi, Eksposisi, Persusasi, Argumentasi (dan si-si lainnya) serta cara-cara menulis karya ilmiah. Haha..
Pak Gusman sosok istimewa bagiku. Alumni IKIP Padang (UNP sekarang) Bukan PNS, hanya guru biasa. Semua siswa dianggap teman! Berdebat boleh, tapi sopan! Itu kredo Beliau. Panas hati cukup di dalam kelas, di luar kelas mesti adem! Itu prinsip Beliau.
Pak Gusman, tinggal di kaki Gunung Singgalang. Berjarak 10 Km dari sekolahku, dan setiap pagi berjalan kaki ke sekolah untuk mengajar. Walaupun hujan, pasti datang dan tak suka dengan kata telat! Makanya, tak ada yang berani melawan. Semua siswa tahu pengorbanannya buat hadir di depan kelas.
Usai ujian akhir sekolah. Pak Gusman, biasanya menemui semua siswa. Diajak ngobrol dan didorong untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Aku malah sampai dicari! Akhirnya ketemu di kantin! Karena tahu, aku termasuk golongan yang belum memutuskan untuk kuliah karena alasan biaya. Akhirnya banyak kisah dan ucapan motivasi yang diberikan Pak Gusman, hingga membuatku goyah dan nekad memutuskan untuk kuliah.
Satu kalimat yang membuat sakit hati, namun jadi kata-kata sakti adalah :
"Kamu boleh miskin! Tapi, jangan jadi orang bodoh, Nak!"
Terima kasih, Pak Gusman! Juga semua guru-guru bahasaku! Setiap huruf yang bermanfaat dari tulisanku, berawal darimu.