Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Setangkai Seruni dan Seekor Kupu-Kupu Bersayap Biru

6 November 2019   14:51 Diperbarui: 6 November 2019   14:59 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Di manik matamu. Aku melihat seekor kupu-kupu bersayap biru. Tak henti mengitari kelopak bunga seruni, dan perlahan hinggap menghisap putik sari. Asyik dengan dunianya sendiri, bermandikan cahaya matahari.

Sedangkan duniaku, terpenjara di hatimu.

Andai desiran sepoi angin mampu berbisik ke telingamu. Kuingin menjadi seekor kupu-kupu. Mengajak bentangan semesta sunyi, sebagai pelaminan nan asri. Membujuk angin sebagai saksi perjanjian suci, antara kupu-kupu bersayap biru dan setangkai seruni.

Tak perlu kuukir sejarah panjang perjuangan keindahan sayap seekor kupu-kupu. Pun, tak perlu kuujarkan perihnya perjuangan menemukan dan memilikimu.

Di manik mataku. Kau temukan patahan ranting kayu, yang beku membatu. Lelah melindungi tetesan embun pagi, bertahan dari sengatan terik matahari.

Curup, 06.11.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun