Bersisa sepuluh menit. Agar jarum pendek bergerak ke angka dua belas. Malam itu tak banyak ide. Kumanjakan pendengar dengan lagu. Sesekali Endi memandangku. Tapi tak bertanya. Kembali memasukkan kaset ke dalam kotak. Kubuka headset. Hidupkan sebatang rokok.
"Closing lagu apa, Bang?"
"Nah! Belum terfikir!"
"Jika Kau Mengerti-nya Powerslave?"
"Penyanyi cewek, bisa? Ini udah putar Ungu!"
"Inka Cristie?"
"Teratai lagi?"
"Rela? Udah lama gak diputar, kan?"
"Itu masuk sesi tembang lawas! Ya, udah! Perempuanku-Baby Romeo aja?"
Anggukkan kepala. Mata Endi mulai memilah, di deretan kaset yang tertempel di ruang siar. Aku kembali memasang headset. Sekilas melirik jam dinding. Mataku menghadap mixer. Tangan kiriku turunkan suara musik. Tangan kanan naikkan line vocal. Segera menutup sesi siarku. Endi serahkan kaset terakhir.
"Para muda warga kota! Kita sampai di penghujung acara. Dua jam aku juga Bang Endi menemani ruang dengar Anda! Banyak maaf, jika ada kekeliruan dan terima kasih atas atensinya. Jangan ganti chanel! Sesudah ini, Akan ditemani Bang Iir. Selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga kita selalu sehat! Tembang terakhir malam hari ini! Special for you! Baby Romeo! Perempuanku! I miss you! Misiii... aaah!"