Kau tersenyum. Segera ke dalam. Agak lama. Baru kudengar tapakmu jejali anak tangga. Kukira, kau pamit pada Amak di lantai dua. Kau temui aku di ruang tamu. Wajahmu kembali segar. Kau tersenyum menatapku.
"Masih merah, Mas?"
"Hah?"
"Mata Nunik?"
"Gak!"
"Mas bohong?"
"Iya!"
Kau tertawa. Aku menghilang temui Amak sekaligus pamit. Berdua, tinggalkan rumah. Seberangi jalan. Menunggu angkot jingga jurusan Tabarenah. Butuh waktu. Hingga kau dan aku hentikan angkot menuju rumah Teteh.
Tak ada penumpang lain di angkot jingga. Aku terkejut. Saat tanganmu rengkuh lenganku.
"Masih marah?"
"Hah?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!