malam ini, aku belum lagi menemukan alasan mencarimu.
sejak angin menghapus jejak-jejak rindu yang berbekas di pematang waktu. angin pun mengajak mendung meracik butiran hujan, yang nyaris menghayutkan kenangan.
mungkin, malam ini cukup bagiku mengulang ceritamu tentang dulu.
ketika senyummu mampu melapisi dinding-dinding hari, dipenuhi semerbak kelopak mawar merah jambu. atau derai tawamu berbisik membujuk gumpalan awan putih menjauhi bentang langit biru.
bisa saja kusulam malam merajut kembali tentangmu.
ketika caramu yang lebih banyak berbicara tentang patahan asa yang terluka oleh lontaran kata-kata. juga lakumu menyiratkan keteguhan dari hunjaman arus dunia bak pertapa.
hingga malam ini nyaris menjumpai pagi, belum juga kutemukan rindu, sebagai alasan mencarimu.
mungkin nanti, atau lain kali. ketika benci tak ada lagi.
Curup, 30.09.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H