Kukira, tak lagi kau simpan mendung di hatimu. Dan, Kembali aku jadi pendengar kisahmu. Inginmu juga impianmu.
Aku menatapmu. Menyimak ujaranmu. Sambil menikmati rokok dan kopi buatanmu. Akhirnya kau berhenti.
"Mas!"
"Kenapa?"
"Kok diam?"
"Mas dengar semua, kan?"
"Tapi, Mas cuma..."
"Barusan tentang keinginan dan impian Nunik?"
"Iya."
"Mas ada di situ, kan?"
Kau terdiam. Berfikir. Mencerna kalimatku. Aku tertawa, saat jarimu beraksi lagi. Lama dan perih. Tak lagi ada suaramu. Kulirik jam di pergelangan tanganmu. Kau ikuti gerik mataku. Waktu terasa bergerak cepat. Kau menatapku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!