Tak tampak letihmu. Sejak pagi, kau ikuti alur napak tilasku. Duduk di sudut biru kantin Fakultas Hukum. Temui Ni Yul di Dekanat. Pulang dari kampus, menuju Taman Budaya Mulawarman. Zuhur di Masjid Taqwa. Singgah di Matahari Mall, cuci mata sekaligus hindari panas Kota Padang.
Kemudian menikmati buah di Taman Imam Bonjol. Usai ashar, bergerak ke Jalan Permindo. Singgah dan memesan soto di Warung Bude.
Hingga duduk di tepian Pantai Padang. Berdua, nikmati hadirnya senja. Seharian, berbagai rasa pun asa. Juga cerita pun kisahmu. Tumpah ruah bercampur ceria. Udara hari itu. Bersahabat dengan inginmu, juga inginku.
Tapi detik itu, kau diam. Seperti memikirkan sesuatu. Matamu lurus. Menatap matahari yang bersisa setengah. Ditelan batas garis pandang, mengusir siang menjemput malam. Azan maghrib, sayup menelisik sunyi. Aku pun diam. Ikuti tatapanmu. Seraya nikmati rokokku.
Perlahan, tanganmu raih punggung tanganku. Kau ajukan ke dahi. Wajahmu tak berpaling dari tengah laut. Hanya sesaat. Tanganku kau lepaskan. Tetiba kau berpaling padaku. Ada senyum di sudut bibirmu.
"Ingat lagu yang Nik tulis?"
"Lagu apa? Kan banyak?"
"Tentang senja!"
"Kereta senja?"
"Bukan!"
"Bubuy bulan?"