ini penjelasan Paulo Coelho!
Jadi? Gak perlu gamang atau khawatir! Paulo Coelho, dalam buku Kitab Suci Kesatria Cahaya (2013), membagikan resep. Bagaimana seseorang tetap mampu menjalani ketidakpastian dalam hidup dan akhirnya disebut Kesatria Cahaya. Aku tulis lagi, ya?
Pertama, Kesatria Cahaya pernah merasa takut untuk terjun ke medan tempur. Adalah bohong, jika tak ada ketakutan dalam diri seseorang, tah? Apakah itu seorang bidan yang ratusan kali membantu persalinan, petarung profesional bahkan prajurit terlatih sekalipun.
Kedua, Kesatria cahaya pernah di masa lalu membohongi atau mengkhianati seseorang. Nah, ini bukan anjuran agar berbohong atau berkhianat, ya? Bisa saja tanpa sadar atau malah iseng, kita pernah melakukan itu.
Ketiga, kesatria Cahaya, pernah melangkahkan kaki yang bukan jalannya. Siapapun, pernah tersesat. Saat diyakini itu jalan yang benar, eh ternyata salah! Tukang pos aja, dimaklumi saat tersesat di jalan yang lurus, kan?
Keempat, Kesatria cahaya, pernah menderita karena alasan-alasan yang paling sepele. Banyak contoh ini, ya? Semisal tentang cinta atau cemburu? Cleopatra pernah pintar meracik hal-hal sepele yang berdampak sangat luar biasa.
Kelima, Kesatria Cahaya pernah meyakini bahwa dirinya bukanlah Kesatria Cahaya. Aih, nyaris semua orang pernah "lost" atau hilang kendali, tah? Bahkan menyesali atau membenci menjadi dirinya sendiri. Walau hanya sesaat.
Keenam, Kesatria Cahaya, pernah gagal dalam menjalani kewajiban-kewajiban spiritualnya. Kewajiban spiritual tak mesti bermakna hubungan vertical antara manusia dengan tuhannya, kan? Bisa juga bermakna horizontal dengan sesama.
Ketujuh, Kesatria Cahaya pernah berkata "ya" ketika dia ingin mengatakan "tidak". Waduh, ini jawabannya di hati aja, ya? Setiap orang tentu memiliki alasan-alasan melakukan itu. Dari yang logis sampai gak logis sama sekali.
Kedelapan, Kesatria Cahaya pernah menyakiti seseorang yang dia sayangi. Huft! Ini tak samakan aja dengan poin ketujuh! Haha...