Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Detik Hari Tak Lagi Menelan Sepi

19 September 2019   21:19 Diperbarui: 19 September 2019   21:21 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by. pixabay.com

orang-orang besar, berbicara tentang ide-ide besar rancangan masa depan. tentang algoritma kesesuaian pendapatan dan pengeluaran, tentang logaritma keseimbangan keuntungan dan kerugian. juga tentang ritma nyanyian dalam impian.

orang-orang biasa, terbiasa berbicara tentang kejadian-kejadian sebagai suatu fakta dari rangkaian peristiwa. tentang tanda-tanda sebagai data dari gejala kehancuran, tentang sebab akibat kisah nyata sebagai kata bermakna penghinaan.

orang-orang kecil, sibuk berbicara masalah orang-orang kecil bernyali dekil. tentang harus yang acapkali hadirkan haus. tentang sakit yang seringkali menuntut sakti. Atau tentang tawa yang tak sempat ditemui saat usia tua.

orang-orang tak henti berbicara, terlupa perlu mengatur nafas. orang-orang tak lagi percaya, pun tak peduli jika diam bernilai emas.

detik hari tak lagi menelan sepi. menanti matahari menata diri.

Curup, 19.09.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun