Bak air bah, ceritamu mengalir. Konflik dengan pembimbing dan bingung tabulasi data. Terburu selesaikan skripsi, juga keseharianmu tanpaku. Nyaris semua. Usai kau tulis di suratmu.
Kubiarkan. Tak kusela. Pun tak ingin kuhentikan, saat kau ajukan kisah. Aku diam, telusuri rautmu. Selalu berubah sesuai alur ceritamu. Dan terhenti, saat suara ibu kost. Terdengar dari arah jendela.
"Nik, ada telpon!"
Terkejut, kau menatapku. Kuanggukkan kepala. Kau segera berdiri. Bergegas memasuki rumah. Agak lama, kau temui aku. Ada senyum di wajahmu. Dan kembali duduk di sampingku.
"Tahu siapa yang nelpon?"
"Bukan Mas, kan?"
"Haha..."
"Tapi Mas tahu!"
"Hah! Siapa?"
"Sebentar!"
Kuselipkan rokok di mulut. Kuangkat kaki ke bangku, duduk bersila. Dua tangan kukatup ke depan dada. Pejamkan mata. Berlagak bak pertapa. Kau tertawa. Aku tidak. Beberapa saat. Beranda senyap.